Dalam karyanya, terdapat sembilan objek yang dibuat dari tanah mentah, di antaranya enam guci yang didesain mirip dengan tempat abu kremasi. Inspirasi untuk karya-karya tersebut berasal dari pengalaman pribadi sang seniman.
Awalnya, Albert terinspirasi oleh kematian ibunya pada tahun 2003. Pengalaman ini membuatnya merenungkan makna hidup dan kematian manusia. Pertanyaan yang muncul dalam pikirannya adalah tentang nasib roh seseorang setelah meninggal dunia. Ia merasa terpukul dengan mudahnya seseorang meninggalkan tubuhnya dan berspekulasi mengenai kehidupan dan kematian.
Saat ibunya dikremasi, Albert memperhatikan guci abu yang digunakan sebagai tempat peristirahatan terakhir. Namun, sang seniman memutuskan untuk membalik konsep tersebut. Ia mencoba memaknai ulang guci abu sebagai tempat yang memungkinkan kehidupan baru tumbuh.
Albert berpikir bahwa akan menarik jika ia menggunakan guci abu sebagai inspirasi untuk karyanya, di mana ia menciptakan objek yang memungkinkan tumbuh dan hidup. Ia bermaksud untuk membalik proses kematian menjadi proses kehidupan, dengan menggunakan tanah sebagai media penghidupan. Hal tersebut sebagai simbol bahwa meskipun seseorang telah meninggal dunia, potensi kehidupan selalu ada.