Kedutaan Besar Korea Selatan di Israel telah mengumumkan kembalinya K-pop World Festival tahunan mereka yang memicu seruan boikot dari para penggemar. Kompetisi yang disponsori stasiun televisi KBS akan menampilkan para pemenang di K-pop World Festival di Changwon.
Masuknya Israel sebagai kontestan telah memicu kontroversi yang signifikan. Para penggemar mendesak KBS memutuskan hubungan dengan Israel, mengingat genosida di Palestina oleh militer Israel terus berlangsung sampai hari ini. Mereka berpendapat bahwa mengizinkan Israel bergabung akan mempromosikan propaganda dan mengabaikan “tindakan melanggar hukum internasional” yang sedang berlangsung di Gaza. Beberapa penggemar telah mengambil langkah mencegah grup favorit mereka dikaitkan dengan festival tersebut di masa mendatang.
Tahun-tahun sebelumnya, grup seperti RIIZE, Kep1er, STRAY KIDS, Somi, THE BOYZ, aespa, Dreamcatcher, ATEEZ, dan TXT tercatat mempromosikan acara tersebut. “Zionisme semakin memaksa masuk ke industri K-pop setiap hari, mohon jangan biarkan hal ini berlanjut lebih jauh,” sebut seorang K-popers di X, dulunya Twitter.
Ada juga yang berkomentar, “Artwashing di tengah genosida adalah hal yang sangat buruk, bahkan bagi KBS. Peserta dan artis tamu tidak akan pernah bisa menghilangkan noda ini.” Jadi, apa itu artwashing?
Mengutip laman Art Space, artwashing menggambarkan penggunaan seni maupun seniman untuk mengalihkan perhatian atau melegitimasi tindakan negatif yang dilakukan individu, organisasi, negara, atau pemerintah. Istilah ini diciptakan dalam protes pada 2017 terhadap gentrifikasi di Boyle Heights, Los Angeles, Amerika Serikat (AS).