Para pakar PBB menyatakan bahwa Israel terlibat dalam “kampanye kelaparan yang ditargetkan” di Gaza setelah sembilan bulan melakukan blokade total terhadap bantuan kemanusiaan. Mereka menegaskan bahwa tindakan ini merupakan “kesengajaan” dan bentuk kekerasan genosida yang mengakibatkan kelaparan di seluruh Gaza.
Para ahli, termasuk Michael Fakhri, pelapor khusus hak atas pangan, Francesca Albanese, pelapor khusus situasi hak asasi manusia di wilayah Palestina, dan Paula Gaviria Betancur, pelapor khusus hak asasi manusia pengungsi internal orang, menyerukan komunitas internasional untuk mengutamakan pengiriman bantuan kemanusiaan melalui darat, mengakhiri pengepungan Israel, dan melakukan gencatan senjata.
Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, setidaknya 33 anak, kebanyakan di Gaza utara, meninggal dunia akibat kekurangan gizi sejak operasi militer dimulai pada Oktober 2023. Para pakar hak asasi manusia juga mengutip kasus kematian tiga anak belia di Khan Younis dan Deir al-Balah pada akhir Mei 2024 akibat kekurangan gizi.
Mereka menyatakan bahwa kondisi kelaparan di Gaza sedang berlangsung dan telah menyebar dari Gaza utara ke Gaza tengah dan selatan. Dengan adanya kematian anak-anak akibat kelaparan, para ahli menekankan urgensi untuk mengakhiri krisis kemanusiaan ini.
