Indonesia dilaporkan melakukan serangkaian pelanggaran siber dengan gangguan e-visa yang mengekspos informasi sensitif wisatawan mancanegara (wisman). Baru-baru ini, Indonesia menerapkan e-gate pintar di bandara di seluruh negeri, yang dirancang untuk menyederhanakan proses bea cukai.
Namun, hanya beberapa bulan setelah pemasangan, terjadi pelanggaran data besar yang “disadari” imigrasi dan dilaporkan sedang dalam proses perbaikan. Menurut ABC, dikutip dari news.com.au, Senin (14/10/2024), tiga warga Australia yang bepergian ke Bali secara terpisah terjerat dalam insiden tersebut, yang mana informasi pribadi orang asing muncul di ponsel mereka ketika mereka memindai kode QR pada dokumen visa mereka.
“Saya dapat melihat data visa dua warga Australia lainnya, dan mungkin mereka juga dapat melihat data pribadi saya,” kata turis asal Melbourne Lauren Levin. “Ketika saya berbicara dengan seorang petugas imigrasi di bandara (di Bali), dia mengatakan hal ini telah berlangsung selama beberapa waktu dan ‘semua orang terdampak, bukan hanya saya.'”
Dokumen e-visa sepupu Levin untuk perjalanan terpisah dua bulan lalu pun menampilkan detail pribadi seorang pria yang bepergian ke Bali dari India, menurut ABC. Sementara itu, warga Australia lain yang bepergian ke Bali juga diduga dapat melihat detail dua wisatawan dari China pada dokumennya, termasuk foto paspor mereka.
Direktorat Jenderal Imigrasi Indonesia di Jakarta mengaku sedang menangani kasus dugaan kebocoran data turis asing tersebut. Pihaknya mengatakan bahwa mereka sedang dalam proses memperbaiki anomali dalam sistem tersebut.