Setelah dilantik sebagai Presiden Ke-8, Prabowo menunjuk sejumlah pembantunya dalam pemerintahan Indonesia. Pernyataannya mengenai luas Indonesia yang hampir setara dengan Eropa, dengan bahwanya Eropa memiliki 27 negara, masing-masing dengan 27 menteri yang berbeda, menimbulkan banyak tanggapan. Meskipun disebut sebagai kabinet gemuk, Prabowo tetap menekankan pentingnya hasil dari kinerja pemerintahannya. Terkait demo “Indonesia Gelap,” Menteri Sekretaris Negara menjelaskan bahwa Prabowo menganggap unjuk rasa tersebut sebagai hal yang wajar dalam demokrasi. Namun, ia juga menegaskan pentingnya masyarakat untuk bijak dalam menerima dan memahami informasi yang berkembang, terutama terkait kebijakan pemerintah. Mensesneg juga menekankan bahwa program-program pendidikan seperti KIP, beasiswa, dan LPDP tetap berjalan meskipun ada upaya efisiensi dalam pemerintahan.