Saati memilih pendingin udara untuk rumah atau kantor, seringkali kita dihadapkan pada pilihan antara AC inverter dan AC non-inverter. Meskipun keduanya berfungsi untuk mendinginkan ruangan, namun cara kerja dan efisiensinya berbeda. AC inverter dikenal sebagai pilihan yang lebih hemat energi dan stabil dalam kinerjanya, sedangkan AC non-inverter cenderung lebih terjangkau dengan biaya perawatan yang lebih rendah.
Untuk menentukan pilihan yang tepat sesuai dengan kebutuhan Anda, penting untuk memahami perbedaan utama antara AC inverter dan AC non-inverter. Salah satu perbedaan mendasar terletak pada cara kerja kompresornya. AC inverter menggunakan kompresor yang dapat menyesuaikan kecepatan sesuai kebutuhan, sementara AC non-inverter memiliki kompresor dengan kecepatan tetap.
Dari segi konsumsi daya listrik, AC inverter terbukti lebih hemat hingga 30% – 50% dibandingkan dengan AC non-inverter. AC inverter bekerja dengan daya normal sekitar 900 watt, namun saat dinyalakan pertama kali, daya yang digunakan hanya sekitar 75 watt. Sementara AC non-inverter menggunakan sistem mati-nyala yang membuat konsumsi dayanya lebih tinggi.
Selain itu, AC inverter juga mampu mempertahankan suhu ruangan agar tetap stabil, sedangkan AC non-inverter cenderung bekerja dengan sistem mati-nyala yang menyebabkan suhu ruangan naik-turun secara drastis. Dalam hal ketahanan dan umur pakai, AC inverter cenderung lebih awet karena memiliki putaran kompresor yang lebih fleksibel.
Meskipun AC inverter umumnya lebih mahal daripada AC non-inverter, namun keunggulan yang ditawarkan seperti kenyamanan, hemat energi, dan stabilitas suhu menjadikannya pilihan yang lebih baik untuk ruangan yang sering digunakan. Dengan pemahaman yang lebih baik mengenai perbedaan antara AC inverter dan non-inverter, Anda dapat membuat keputusan yang tepat sesuai dengan kebutuhan Anda.