Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jakarta menyatakan inflasi DKI Jakarta pada Oktober 2023 masih terkendali. Jakarta hanya menyumbangkan 26,90% dari inflasi nasional.
Untuk inflasi bulanan, Jakarta mencatatkan inflasi sebesar 0,13%. Persentase ini lebih rendah dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai 0,19 persen.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jakarta, Arlyana Abubakar mengatakan bahwa deflasi di pakaian dan alas kaki serta penurunan harga makanan, minuman, dan tembakau menjadi penyebab rendahnya inflasi di Jakarta.
“Inflasi Jakarta secara kumulatif pada Januari-Oktober 2023 tercatat sebesar 1,47% (ytd),” kata Arlyana, Kamis(2/11/2023).
Menurutnya, penurunan inflasi pada dua kelompok tersebut disebabkan oleh penurunan harga pada komoditas sandang seiring dengan penyesuaian harga oleh produsen. Sedangkan penurunan signifikan terjadi pada makanan sebesar 0,04% (mtm), lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya (0,55% mtm) sehingga memberikan kontribusi sebesar 0,01% terhadap inflasi Jakarta.
Dia melanjutkan, penurunan inflasi pada komoditas tersebut disebabkan oleh penurunan harga pada telur ayam ras, daging ayam ras, kangkung, minyak goreng, dan bawang putih. Turunnya harga telur dan daging ayam ras sejalan dengan meningkatnya pasokan dari wilayah sentra.
Namun, terdapat kenaikan inflasi pada kelompok BBM sejalan dengan kebijakan penyesuaian harga BBM nonsubsidi pada tanggal 5 Oktober 2023.
