Sekolah Alam Tangerang menyatakan bahwa kurikulum pendidikan harus terus diperbarui dengan memasukkan isu-isu lingkungan terkini. Mereka menekankan pentingnya melibatkan ahli lingkungan, ilmuwan, dan praktisi dalam proses penyusunan kurikulum, serta menggunakan teknologi untuk memperbarui kurikulum dengan cepat. Mereka juga menyoroti pendekatan interdisipliner yang melibatkan berbagai disiplin ilmu, seperti ilmu sosial, ekonomi, dan budaya dalam membantu siswa memahami isu lingkungan secara komprehensif.
Selain itu, mereka juga menekankan pentingnya memasukkan nilai-nilai kearifan lokal dalam pendidikan lingkungan agar tidak mengorbankan alam demi kebutuhan manusia. Zulfikri juga menekankan bahwa pengembangan kurikulum pendidikan lingkungan hidup harus memperkuat karakter, kompetensi, literasi, dan numerasi sehingga anak-anak memiliki kompetensi sesuai kebutuhan hidup di masa kini dan masa datang.
Mereka meyakini bahwa pendidikan lingkungan hidup bukan hanya sekedar penyampaian materi, tetapi juga melibatkan rasa, karsa, logika dan nalar, kreativitas, perilaku dan kebiasaan, serta hati nurani. Dengan pendekatan yang holistik dan terus-menerus, kurikulum pendidikan lingkungan hidup dapat tetap relevan dalam mempersiapkan generasi muda menghadapi tantangan lingkungan di masa depan.