Seiring meningkatnya tingkat konsumsi masyarakat, masalah sampah semakin meningkat dan mengancam lingkungan. Namun demikian, semakin banyak anak muda, terutama generasi milenial dan Z, yang peduli terhadap lingkungan. Banyak dari mereka menjadi inovator muda yang menciptakan berbagai solusi untuk mengatasi masalah sampah dan meluncurkan program-program keberlanjutan. Contoh inspiratif dari kepedulian lingkungan datang dari seorang pemuda di Yogyakarta.
Yogyakarta, seperti kota besar lain di Indonesia, juga mengalami masalah sampah dari limbah industri hingga sampah visual. Kesadaran akan pentingnya kebersihan lingkungan masih dianggap rendah di tengah modernisasi masyarakat. Namun, sebuah komunitas kecil di Kota Yogyakarta, yang dikenal dengan nama Jogja Garuk Sampah, terus bergerak aktif untuk menjaga kebersihan Kota Yogyakarta sesuai dengan slogan mereka, yaitu Berhati Nyaman. Salah satu tokoh penting dalam komunitas ini adalah seorang pemuda berusia 26 tahun bernama Bekti Maulana.
Sebelum bergabung dengan komunitas tersebut, Bekti sudah peduli dengan isu lingkungan. Ia mulai kampanye tentang kepedulian lingkungan di lingkungan tempat tinggal dan sekolahnya. Hobi bersepeda, Bekti bergabung dengan gerakan peduli lingkungan saat mengikuti kegiatan rutin membersihkan sampah di Kawasan Wisata Malioboro setiap sore bersama komunitas sepedanya.
Bekti, yang akrab disapa Willian Bike, berasal dari Blora, Jawa Tengah, dan jatuh cinta pada kota Yogyakarta yang telah memberinya banyak hal. Namun, ia juga prihatin dengan kondisi lingkungan di Jogja dan mengajak teman-temannya untuk ikut serta dalam aksi membersihkan kota.
