Sebuah jurnal mengungkapkan bahwa seorang wanita turis Amerika terjangkit angiostrongyliasis selama liburannya di Asia dan Hawaii. Dr. Joseph Zunt, seorang ahli saraf dan spesialis infeksi, meneliti kasus tersebut dan menemukan bahwa selama perjalanan liburannya, wanita itu mengunjungi Bangkok, Thailand selama seminggu. Di sana, dia menjelajahi kota dan menikmati berbagai makanan pinggir jalan tanpa makan hidangan mentah. Setelah itu, wanita tersebut menghabiskan lima hari di Tokyo, Jepang, menginap di hotel dan menikmati sushi sebagai makanan utamanya. Selama di Hawaii, dia berenang di laut beberapa kali dan kerap mengonsumsi salad serta sushi.
Dr. Zunt menjelaskan bahwa parasit cacing paru-paru tikus merupakan penyakit endemik di Hawaii dan mudah ditemukan. Penularan parasit tersebut dapat terjadi melalui konsumsi siput atau siput yang terinfeksi mentah, sayuran atau buah-buahan yang terkontaminasi oleh siput atau cacing pipih terinfeksi, atau lendir dari siput atau siput yang mengandung larva yang dapat menular. Dia juga menekankan bahwa penularan bisa terjadi melalui konsumsi inang paratenik yang terinfeksi yang telah memakan siput yang terinfeksi seperti kepiting darat, udang air tawar, atau katak. Ini menjadi peringatan penting bagi wisatawan untuk menjaga kebersihan dan keamanan makanan selama perjalanan liburan mereka ke destinasi yang mungkin memiliki risiko penularan parasit ini.