Program Sekolah Rakyat telah memberikan kontribusi signifikan dalam mengatasi isu kesetaraan pendidikan di Indonesia dengan menyediakan pendidikan gratis bagi siswa dari keluarga miskin dan sangat miskin. Inisiatif ini tidak hanya memberikan akses pendidikan tetapi juga fokus pada pengembangan karakter komprehensif bagi anak-anak, memungkinkan mereka untuk aktif berpartisipasi dalam pembangunan nasional sambil menjunjung tinggi nilai-nilai luhur.
Baru-baru ini, memorandum of understanding (MoU) dibentuk antara Kementerian Sosial (MoSA) dan Kementerian Agama (MoRA) untuk memformalkan kerjasama mereka dalam memperluas akses pendidikan bagi kaum tidak mampu melalui inisiatif Sekolah Rakyat. Kerjasama ini melibatkan berbagai aspek seperti layanan kesejahteraan sosial, pertukaran data tentang penerima manfaat, dan meningkatkan kompetensi sumber daya manusia di bidang pendidikan dan sosial.
Menteri Saifullah Yusuf dan Nasaruddin Umar menekankan pentingnya Sekolah Rakyat dalam memutus siklus kemiskinan melalui pendidikan gratis dan pembangunan karakter. Dengan semakin tingginya angka putus sekolah dan terbatasnya kesempatan pendidikan bagi para miskin, program seperti Sekolah Rakyat memainkan peran penting dalam mengangkat anak-anak dari latar belakang yang kurang beruntung dan membuka jalan bagi masa depan yang lebih baik.
Kementerian Sosial telah memperkenalkan dua model untuk membangun Sekolah Rakyat, fokus pada revitalisasi aset dan konstruksi baru untuk menyediakan fasilitas berkualitas bagi siswa. Upaya-upaya ini sejalan dengan visi pemerintah untuk menciptakan sistem pendidikan inklusif yang dapat memberdayakan anak-anak dari keluarga miskin dan berkontribusi pada terwujudnya Indonesia yang sejahtera pada tahun 2045. Melalui inisiatif seperti Sekolah Rakyat, pemerintah bertujuan untuk mengatasi akar penyebab kemiskinan dan memberikan peluang yang sama bagi semua anak untuk menerima pendidikan berkualitas.