Kyoto: Destinasi Populer dengan Tantangan Overtourism di Japan
Kyoto, selain Tokyo dan Osaka, merupakan destinasi populer di kalangan wisatawan asing. Namun, tingginya minat wisatawan telah mengakibatkan dampak overtourism pada infrastruktur wisata di kota ini. Tantangan lain yang dihadapi adalah bagaimana melestarikan tradisi khas yang diwariskan dari generasi ke generasi oleh pemilik atau pengelola ryokan, penginapan bergaya Jepang.
Sebagai pusat budaya Jepang klasik, banyak wisatawan memilih menginap di ryokan ketika berkunjung ke Kyoto. Selain menyediakan pengalaman menginap yang klasik, ryokan juga menawarkan hidangan khas dalam kamar mereka. Paket tradisional biasanya mencakup makan malam setiap malam dan sarapan pagi. Menu ryokan seringkali menampilkan hidangan tradisional seperti ikan panggang dan nimono (daging dan sayuran rebus).
Meskipun banyak ryokan di Kyoto sangat bangga dengan hidangan mereka, beberapa dari mereka mulai mengurangi penawaran makanan atau bahkan menghapusnya sama sekali karena respons ‘dingin’ dari para wisatawan asing. Penyebabnya tidak lain karena kurangnya kefamiliarnan wisatawan asing dengan menu makanan ryokan yang autentik. Banyak hidangan Jepang populer di luar negeri, seperti ramen, kari nasi, atau steak wagyu, tidak termasuk dalam menu ryokan. Sushi juga jarang tersedia, terutama di ryokan di lokasi jauh dari pantai seperti Kyoto.
Tantangan melestarikan tradisi makan dalam kamar ala ryokan di Kyoto semakin terasa dengan tingginya kunjungan wisatawan asing. Para pemilik ryokan diharapkan dapat menemukan keseimbangan antara mempertahankan tradisi khas Jepang dan menyediakan pengalaman yang memuaskan bagi pengunjung dari luar negeri.