Peningkatan jumlah perjanjian untuk membeli Sustainable Aviation Fuel (SAF) terlihat dari Buku Panduan Pembelian Bahan Bakar Penerbangan Berkelanjutan dari Forum Ekonomi Dunia. Dalam buku panduan tersebut, anggota penerbangan dari First Movers Coalition menyusun data yang menunjukkan tren ini. Meskipun demikian, bahan bakar berbasis bio masih hanya menyumbang sekitar 0,1 persen dari total konsumsi bahan bakar penerbangan.
Kendala yang dihadapi oleh penerbangan Eropa dalam beralih ke bahan bakar bersih adalah tingginya biaya yang terkait dengan teknologi dan metode produksi baru. Menurut CEO United Airlines, Scott Kirby, belum ada bahan bakar penerbangan berkelanjutan yang memiliki biaya kompetitif dengan bahan bakar jet konvensional.
Diperkirakan bahwa penerbangan Eropa harus mengeluarkan lebih dari 485 miliar USD untuk beralih ke penggunaan bahan bakar bersih. Kelangkaan bahan baku berbasis limbah juga menjadi kendala yang dihadapi, menurut Parlemen Eropa.
Organisasi nirlaba Environmental and Energy Study Institute (EESI) menyatakan bahwa diperlukan lebih banyak bahan baku untuk memenuhi kebutuhan produksi SAF. Dalam laporan Forum Ekonomi Dunia berjudul Clean Skies for Tomorrow: Sustainable Aviation Fuels as a Pathway to Net-Zero Aviation, disebutkan bahwa tidak ada satu pun bahan baku berkelanjutan yang dapat memenuhi setiap kebutuhan, sehingga industri perlu memanfaatkan berbagai pilihan bahan baku yang tersedia.