Tulisan ini ditulis oleh Hamdan Hamedan.
21 tahun yang lalu, ketika saya tiba di rumah Mrs. Susan di California, beliau memberitahukan bahwa saya hanya akan mendapatkan makanan sekali sehari, yaitu makan malam. Namun, saya sudah didaftarkan untuk mendapatkan makan siang gratis di sekolah.
Mrs. Susan, seorang ibu tunggal, harus bekerja keras untuk menghidupi kedua anaknya dan juga saya, seorang pelajar asal Indonesia yang tinggal bersamanya. Beliau bekerja sebagai pramuniaga di supermarket dengan gaji yang tidak mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Pemerintah California memberikan subsidi kepada Mrs. Susan, termasuk makan siang gratis bagi orang-orang di rumahnya, termasuk saya. Bagi keluarga pra-sejahtera seperti keluarga Mrs. Susan, makan siang gratis di sekolah menjadi makanan terbaik yang bisa didapat.
Makanan di rumah, jika ada, seringkali adalah makanan beku murah atau makanan cepat saji yang rendah nutrisi. Saya pergi ke sekolah setiap hari dengan perut kosong, dan makan siang gratis di sekolah menjadi penyelamat bagi saya dan teman-teman lainnya yang umumnya berasal dari keluarga pra-sejahtera.
Makan siang gratis di sekolah memberikan nutrisi yang cukup bagi kami untuk bisa mengikuti latihan fisik, seperti latihan sepakbola. Sebagai saksi langsung, saya tidak bisa membayangkan bagaimana kami bisa belajar dan berfungsi tanpa makan siang gratis di sekolah, terutama bagi kami yang mengikuti tim olahraga.
Program makan siang gratis ini sudah terbukti bermanfaat di Amerika Serikat dan puluhan negara lain yang menerapkannya. Saya yakin program ini juga akan sangat bermanfaat di Indonesia. Semoga. (Sumber: Instagram @Hamdan.Hamedan)