Caleg DPRD Jakarta Dapil 3 dari Partai Persatuan Indonesia (Perindo) Michael Sianipar berharap masyarakat Jakarta Utara memberi kesempatan kepada caleg muda agar dipilih sebagai wakil rakyat. Namun, masyarakat juga harus mengetahui gagasan dari para caleg muda tersebut.
“Kita baru saja ada debat dari tiga Caleg partai politik yang berbeda, yakni Perindo, Golkar, dan PKS. Walaupun kami lawan debat tapi kita kawan dalam berdemokrasi. Jadi kita membawa semangat baru, beradu gagasan, tadi kita bicara bagaimana nasib Jakarta setelah pindah ke IKN. Kita juga berbicara masalah pendidikan, masalah pelayanan kesehatan, jadi kita ingin menunjukkan demokrasi seperti ini,” jelas Michael Sianipar dalam Diskusi Pemuda Menantang Caleg Vol. 1 Debat Caleg Muda: Seberapa Realistis Janji-Janjinya di Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (15/12/2023).
Agar demokrasi Indonesia khususnya Jakarta naik kelas, para calon legislatif (caleg) harus berani adu gagasan. “Kita harus mendengar bukan (hanya) gagasan dari capres, tapi yang lebih relevan bagi masyarakat bawah adalah gagasan dari politisi di level lokal. Dan kami para caleg di DPRD ingin melibatkan masyarakat,” kata dia.
Apabila banyak masyarakat antusias melihat debat capres, Michael berharap masyarakat menguliti juga caleg-caleg yang ada di daerah pemilihan (dapil) masing-masing.
“Karena yang paling relevan buat masyarakat bawah adalah mereka yang berjuang, masuk dalam dunia politik, ruang-ruang pemerintahan di daerah. Jadi kami ingin mengingatkan jangan sampai pileg ini tertutup oleh gaung di pilpres. Caleg di daerah sama pentingnya,” paparnya.
Jakarta Utara, kata Michael, menjadi daerah yang menarik karena ini pintu masuk perdagangan lantaran pelabuhan ada di situ. Bicara keberagaman, Jakarta Utara lengkap, karena dari berbagai daerah datang lewat Jakarta Utara. Ketimpangan di Jakarta Utara juga sangat besar.
“Ia mengambil contoh jumlah sekolah di Jakarta Utara masih sangat kurang. Banyak warga yang mendaftar sekolah negeri melalui Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tidak dapat karena rebutan. Jadi, ada kebutuhan layanan pendidikan agar lebih ditingkatkan.
Di Jakarta Utara juga ada stadion besar yang megah seperti Jakarta International Stadium (JIS) tetapi banyak warga yang tidak bisa menikmati fasilitas yang mewah tersebut.