Pengguna lain menulis, bahwa Ilustrasi AI ‘All Eyes on Rafah’ yang viral menenggelamkan gambaran nyata kekejaman yang membuat banyak orang kehilangan nyawa mereka. Itu semua karena platform sekarang lebih menyukai AI yang ‘bersih’ daripada kenyataan.
Sepakat dengan itu, warganet menulis, bahwa Foto AI Rafah adalah salah satu isyarat paling buruk. Gambar yang viral di Vietnam adalah seorang anak yang dagingnya terbakar karena napalm, dan hal ini menimbulkan kemarahan cukup besar hingga menimbulkan protes secara luas. Kita punya ribuan gambar BURUK dari Palestina. Kita tidak membutuhkan foto AI itu.
Deborah Brown, peneliti senior dan advokat hak digital untuk kelompok Human Rights Watch, mengatakan, foto AI Rafah yang viral itu mengkhawatirkan. Pasalnya, itu menunjukkan besarnya daya tarik yang didapat “foto palsu” dibandingkan gambar asli Rafah yang dilanda perang.
“Orang-orang mengunggah konten yang sangat gamblang dan meresahkan untuk meningkatkan kesadaran dan konten tersebut disensor, sementara media sintetik jadi viral, itu meresahkan,” kata Brown pada Los Angeles Times, dikutip dari NY Post, Jumat (31/5/2024).