Perbedaan pandangan ini terutama disebabkan oleh tradisi yang berlaku di desa-desa, yang dapat berbeda-beda dari satu desa ke desa lainnya. Menurut Ria Fitriana, Senior Konsultan Coral Triangle Center, terdapat perbedaan persepsi terhadap partisipasi perempuan di ranah publik. Perempuan sering kali hanya terlibat dalam kegiatan sosial dan keagamaan, sementara laki-laki terlibat dalam organisasi yang berbasis kegiatan ekonomi. Namun, perempuan juga memiliki peran dalam kegiatan ekonomi.
Ria menjelaskan bahwa tradisi sasi, yang umumnya ditemui di wilayah Maluku dan Papua, masih relatif baru bagi masyarakat di Banda. Proses adopsi sasi sebagai sistem pengelolaan sumber daya alam laut masih dalam tahap pengembangan dan baru-baru ini dideklarasikan oleh pemerintah desa.
Melalui pendekatan fotografi partisipatif, PVI telah melakukan kajian cepat tentang peran perempuan dalam pengelolaan sumber daya alam dengan melibatkan delapan perempuan di Lonthoir. Hasil kajian tersebut menghasilkan 28 foto yang menyoroti isu-isu penting dari hasil pemetaan masalah yang kemudian didorong oleh peserta.
Setelah mengikuti program Photovoices, peserta menjadi lebih sadar akan potensi ancaman terhadap sumber daya alam laut dan darat, serta menyatakan keinginan untuk terlibat dalam pengelolaan sumber daya alam. Kesadaran ini juga tercermin dalam foto-foto yang dihasilkan peserta, yang kemudian dipamerkan di hadapan para pemangku kepentingan.
Tri Soekirman, Direktur Eksekutif Photovoices International, menyimpulkan bahwa para peserta program ini berkesempatan untuk melakukan presentasi dan menjelaskan isi foto mereka kepada para pemangku kepentingan, termasuk pemerintah desa, pemimpin adat, dan warga setempat. Hal ini merupakan langkah pertama bagi para perempuan untuk dapat mengekspresikan diri di ranah publik dan terlibat dalam perbincangan mengenai isu-isu yang dianggap penting.
