Gunung Bawakaraeng merupakan sebuah gunung di wilayah Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Di lereng gunung ini terdapat wilayah ketinggian, Malino, tempat wisata terkenal di Sulawesi Selatan.
Dengan ketinggian 2.840 mdpl, Gunung Bawakaraeng termasuk dalam deretan gunung tinggi di Sulawesi. Secara ekologis, gunung ini memiliki posisi penting karena menjadi sumber penyimpan air untuk Kabupaten Gowa, Kota Makassar, Kabupaten Bantaeng, Kabupaten Bulukumba dan Kabupaten Sinjai.
Pada Maret 2024, wilayah di Gunung Bawakaraeng mengalami longsor yang menelan puluhan korban jiwa. Bekas tempat longsor tersebut membuat daerah aliran sungai (DAS) menjadi labil.
Setiap musim hujan, lumpur di kaki Gunung Bawakaraeng akan mengalir masuk ke Bendungan Bilibili, bedungan terbesar di Sulawesi Selatan yang menjadi sumber air baku di Gowa dan Makassar.
Gunung Bawakaraeng memiliki arti tersendiri bagi masyarakat sekitar. Bawa berarti Mulut, Karaeng berarti Tuhan, sehingga Gunung Bawakaraeng diartikan sebagai Gunung Mulut Tuhan.
Penganut sinkretisme di wilayah sekitar gunung ini meyakini Gunung Bawakaraeng sebagai tempat pertemuan para wali. Mereka juga menjalankan ibadah haji di puncak gunung setiap musim haji atau bulan Zulhijjah.
Pada 10 Zulhijjah, mereka akan melakukan salat Idul Adha di puncak Gunung Bawakaraeng atau di puncak Gunung Lompobattang.