Minuman Kemasan, Sedentari, dan Diabetes Melitus – Berita Kesehatan, Tips dan Artikel Medis Indonesia – Kanal-Kesehatan.com

Date:

Share post:


Post Views:
28

Kanal-Kesehatan.com – Meneguk minuman dingin dalam kemasan botol atau kotak memang nikmat dan menyegarkan. Sayangnya tanpa disadari, minuman-minuman tersebut mengandung gula tinggi yang berdampak buruk pada kesehatan.

Pada sebotol minuman teh ukuran 200 ml saja, rata-rata terkandung 15-18 gram atau setara satu sendok makan. Lebih mencengangkan lagi dalam satu merk bahkan kandungan gulanya mencapai 42 gr. Padahal anjuran batas konsumsi gula dalam sehari bagi orang dewasa hanya 54 gram atau 4 sendok makan.

Menurut Permenkes Nomor 30 Tahun 2013, anjuran konsumsi gula per orang per hari adalah 10% dari total energi (200 kkal). Konsumsi tersebut setara dengan gula 4 sendok makan per orang per hari atau 54 gram per orang per hari.

Sehingga jika dalam sehari saja sudah minum dengan kandungan 42 gram gula, sisanya tinggal 12 gram saja. Padahal kan selain minum manis, kita masih makan nasi sampai 3 kali, makan kue manis dan sebagainya yang jika ditotal akan melebihi batas total anjuran konsumsi gula per hari.

Minuman Kemasan Serta Dampaknya
Begitulah fakta kandungan gula dalam minuman kemasan yang beredar di masyarakat saat ini. Lalu mengapa gula dalam minuman kemasan menjadi topik yang terus hangat dibicarakan?

Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin sangat peduli pada kondisi ini hingga berpesan untuk mengurangi konsumsi gula, “13% dari penduduk Indonesia itu Diabetes. Rakyat Indonesia itu berlebihan minum gula in whatever way. Jadi semua minuman, semua makanan yang banyak gulanya kita kurangi lah dari sekarang, demi masa depan kita juga anak-anak kita,” tegas beliau.

Berdasarkan data dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) pada tahun 2023 terjadi lonjakan drastis sebanyak 70 kali lipat anak-anak yang menderita diabetes. Beberapa kasus diabetes pada anak membuktikan bahwa minuman kemasan lah yang menjadi pencetus utama. Meski kelainan genetik juga dapat menjadi faktor risikonya

Pada sebuah podcast, dr Tirta Mandira Hudni, M.B.A. juga menyinggung tren minuman kemasan tinggi gula sebagai pemicu penyakit. Hingga dokter yang juga pengusaha ini, mengingatkan tentang manajemen memilih intake atau asupan sumber gula sebagai energi, “gula itu kan energi, kita punya pilihan intake-nya (asupan) dari mana. Kalau sudah dari nasi jangan meminum minuman yang mengandung gula.”

Lebih luas seorang praktisi kebugaran menyoroti gula sebagai penyebab anak-anak sekarang ini, mengalami Non-alcoholic Fatty Liver (NAFL) yang disebabkan tingginya konsumsi gula pada minuman kemasan, susu kemasan, permen dan sebagainya yang tidak terkontrol jumlah konsumsinya.

Artinya memang edukasi kesehatan tentang konsumsi gula bagi masyarakat menjadi kebutuhan yang harus terus digaungkan, sebab banyak juga yang terlihat sehat ternyata mengandung banyak gula didalamnya. Gula sebagai sumber energi akan bermasalah jika tidak maksimal digunakan.

Waspada Sedentari Saat Liburan
Libur sekolah Tahun Ajaran 2023-2024 yang baru saja dimulai menjadi momentum bagi keluarga untuk sama –sama berjuang untuk membiasakan hidup sehat. Melawan sedentari adalah salah satu agenda yang harus dinomor satukan.

Apa itu sedentari? Sedentari adalah kegiatan yang mengacu pada segala jenis aktivitas yang dilakukan di luar waktu tidur, dengan karakteristik keluaran kalori sangat sedikit (kurang dari 1.5 METs) alias kurang gerak.

Ayo jadikan liburan sekolah kali ini, momentum melakukan kebiasaan baik untuk menjaga kesehatan bersama keluarga. Batasi perilaku sedentari, ajak anak-anak lebih aktif bergerak.

Jangan jadikan liburan sebagai alasan semua anggota keluarga hanya menghabiskan waktu tanpa kegiatan atau aktivitas fisik yang cukup. Ingat, jika asupan gula tidak digunakan sebagai energi, maka akan menjadi pemicu berbagai penyakit. Agendakan kegiatan bersama keluarga dengan berolahraga bersama atau sekadar membersihkan rumah bersama-sama. Tentu menjadi kegiatan seru yang menyehatkan.

Melakukan latihan fisik atau olahraga selama 30 menit setiap hari atau minimal 3 sampai 5 kali dalam seminggu dapat dikategorikan sebagai aktivitas fisik yang baik. Namun aktivitas fisik juga bisa berupa melakukan kegiatan dirumah, seperti berkebun, mengerjakan pekerjaan rumah tangga hingga berinteraksi aktif dengan balita. Hingga Kakek Nenek juga tetap bisa aktif bersama cucu dan sanak keluarga menjauhkan dari sedentari.

Bonusnya, aktivitas fisik yang kita lakukan tadi dengan rutin akan bermanfaat bagi kesehatan. Selain mampu mengendalikan stres, menjaga berat badan ideal, mengendalikan tekanan darah dan yang paling luar biasa dapat mencegah menderita penyakit Diabetes Melitus,

Mengenal Diabetes Melitus
Diabetes Melitus atau yang juga dikenal dengan Penyakit Kencing Manis, merupakan kondisi autoimun kronis yang disebabkan oleh gangguan pengaturan gula dalam darah. Penyakit Diabetes ini memiliki dua tipe kondisi, yakni Diabetes Melitus Tipe 1 dan Diabetes Melitus Tipe 2. Apa bedanya dua tipe tersebut? Diabetes Tipe 1, tubuh penderita tidak dapat memproduksi hormon insulin karena adanya kerusakan pada pankreas. Diabetes Tipe 2 sel-sel dalam tubuh yang tidak peka terhadap hormon insulin, meskipun dapat memproduksi hormon insulin.

Penyebab dan Faktor Risiko Diabetes Tipe 1
Tubuh yang tidak dapat memproduksi hormon insulin karena pankreas yang tidak dapat berfungsi dengan baik membawa penderitanya mengalami kondisi Diabetes Tipe 1. Kondisi tersebut membuat glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel darah dan tidak bisa diolah menjadi energi dan mencadangkannya. Maka penderita kondisi ini memerlukan insulin tambahan dari luar.

Faktor Risiko Diabetes Tipe 1 adalah adanya riwayat dalam keluarga kandung yang mengidap Diabetes Tipe 1, kemudian bisa juga karena kekurangan Vitamin D, atau bahkan infeksi virus.

Guna menjaga kadar gula yang stabil, biasanya dokter akan memberikan suntikan insulin. Pemberian obat-obatan dan menyarankan pasien untuk menjaga pola hidup sehat, rajin olahraga dan mengatur pola makan.

Penyebab dan Faktor Risiko Diabetes Tipe 2
Insulin merupakan hormon yang membantu gula darah masuk ke dalam sel tubuh untuk diubah menjadi energi. Pada kondisi Diabetes Tipe 2 kadar gula darah yang ada dalam tubuh meningkat karena kelainan pada kemampuan tubuh dalam menggunakan hormon insulin tersebut.

Banyak data yang menyebutkan angka penderita diabetes di Indonesia makin hari makin meningkat. Sehingga kewaspadaan masyarakat akan penggunaan gula menjadi kunci yang mujarab. Faktor risiko lainnya yang menyebabkan seseorang dapat mengidap Penyakit Diabetes Tipe 2 adalah faktor keturunan, hipertensi juga menjadi kondisi yang dapat membawa, kurang aktif bergerak atau gaya hidupnya masih sedentari, usia diatas 45 tahun harus waspada, yang berat badannya berlebih atau obesitas, menjadi faktor-faktor yang berisiko.

Perhatikan asupan dan upayakan selalu beraktivitas fisik yang cukup menjadi kalimat motivasi yang membantu tetap sehat bugar. Liburan sekolah baru saja mulai, masih banyak kegiatan yang dapat diagendakan untuk bergerak dan sehat. Seperti jalan kaki keliling arena Pekan Raya Jakarta yang digelar dalam rangka HUT Ke-497 Kota Jakarta 2024 misalnya, ini dapat menjadi pilihan yang seru dan asyik, asal jangan kalap mencoba berbagai macam makanan di sana ya. Bisa jadi tujuan sehatnya tidak jadi tercapai deh.

Penulis : Dina Dasucianawati

Referensi
        1. Kemenkes.go.id
    

Source link

Semua BErita

SBY Masuk Lineup Pestapora 2024, Warganet Penasaran Cara Lobi Panitia

Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terlihat sebagai penampil saat Pestapora dilaksanakan pada tanggal 20-22 September 2024 di JiExpo Kemayoran,...

Ary Yasir Pilipus Siap Maju Jadi Calon Pemimpin Samarinda | BusamID

Samarinda, Busam.ID - Ary Yasir Pilipus, seorang mantan akademisi dan birokrat yang pernah menjabat sebagai Kepala Dinas Pertanian...

Perjalanan KRL Terhambat Pagi Ini Akibat Rencana Perbaikan Rel di Stasiun Palmerah-Kebayoran

Perjalanan Kereta Rel Listrik (KRL) mengalami gangguan akibat adanya perbaikan rel antara Stasiun Palmerah-Kebayoran pada pagi Kamis (4/7/2024)....

Berat Badan Turun 10 Kg dalam 2 Bulan, Mo Sidik Ungkap Pantangan Makanannya dari Gorengan sampai Santan

Aktor dan Komika Mo Sidik telah berhasil menurunkan berat badannya sebanyak 10 kilogram dalam waktu dua bulan. Mo...