Benny menjelaskan bahwa hubungan akrab antara Belanda dan Indonesia telah saling memengaruhi dalam hal kekayaan kuliner. Belanda bahkan memiliki tradisi makan makanan Indonesia setiap Selasa. Namun, makanan Indonesia yang mereka konsumsi telah dimodifikasi dari resep aslinya dan cita rasanya pun tidak lagi seperti makanan asli Indonesia.
Benny menyatakan bahwa sangat sedikit orang yang mampu memasak makanan Indonesia dengan baik. Sehingga, banyak koki yang biasanya memasak makanan Cina diminta untuk memasak makanan Indonesia dengan pengetahuan mereka sendiri. Hal itu menyebabkan makanan seperti sate disederhanakan hanya dengan menggunakan bumbu kacang, sehingga semua hidangan dengan bumbu kacang dianggap sebagai sate.
Sebagai restoran Indonesia pertama yang akan dibuka di Belanda, Benny berharap bahwa hidangan yang disajikan dapat memenuhi standar autentik makanan Indonesia yang disukai oleh orang lokal. Mereka berusaha untuk menarik perhatian orang Belanda, bukan hanya orang Indonesia, dan juga mendukung diplomasi kuliner yang sedang dijalankan oleh Indonesia untuk memperluas jangkauan internasional.
Benny mengatakan bahwa food diplomacy sangat penting bagi Indonesia dan telah dilakukan di berbagai negara, namun masih belum berhasil sepenuhnya. Sarirasa Group berharap dapat memberikan kontribusi dalam hal ini dan membutuhkan bantuan dari banyak pihak, karena mereka tidak dapat melakukannya sendiri.