Liputan6.com, Jakarta – Kisah Muhammad Bhar, seorang pria Palestina berusia 24 tahun dengan down syndrom dan autisme, menjadi sorotan publik setelah tragedi kematian Hind Rajab, seorang bocah Palestina berusia enam tahun yang juga tewas bersama keluarganya di Gaza utara awal tahun ini. Bhar dilaporkan diserang secara brutal oleh anjing tentara Israel di wilayah Shujaiya, sebelah timur Kota Gaza.
Menurut Anadolu Agency, seperti dilansir dari Middle East Monitor, Bhar dibiarkan terluka parah hingga akhirnya meninggal dunia. Ibunya, Nabila Bhar, mengungkapkan bahwa keluarganya terkepung di dalam rumah mereka selama tujuh hari saat operasi militer dilancarkan oleh tentara Israel pada akhir Juni 2024.
Saat anjing penyerang Israel masuk ke dalam rumah, Bhar sedang duduk di sofa. Dia diserang oleh anjing tersebut, mengakibatkan luka gigitan di dadanya dan tangannya. Ibunya berusaha meminta tentara Israel untuk menghentikan serangan anjing pada putranya yang menderita down syndrom.
Dengan kondisi yang parah, Bhar tak dapat bergerak dan hanya bisa mengucapkan kata-kata sederhana. Serangan anjing yang fatal tersebut menyebabkan pendarahan yang mengakibatkan Bhar tewas. Keluarganya hanya bisa melihat tanpa dapat memberikan pertolongan karena mereka tak berdaya.
Nabila Bhar menyebut serangan tersebut sebagai “pembunuhan keji” yang meninggalkan luka yang mendalam di hatinya.