Sejak dimulainya serangan brutal Israel di Gaza, lima lokasi infrastruktur air telah rusak setiap tiga hari. Sementara itu, 70 persen dari seluruh pompa limbah dan 100 persen dari seluruh instalasi pengolahan air limbah telah hancur, menurut Oxfam.
Awal tahun ini, Komisi Penyelidikan Internasional Independen PBB memperingatkan bahwa Israel menyandera seluruh penduduk Gaza. “Pernyataan dari para pejabat Israel menunjukkan niat mereka memanfaatkan penyediaan kebutuhan dasar, termasuk makanan, obat-obatan, air, bahan bakar, dan listrik, untuk menyandera seluruh penduduk Gaza demi mengejar tujuan politik dan militer,” katanya.
Menurut Oxfam, dampak tindakan Israel terhadap kesehatan masyarakat di Gaza sangat buruk, dengan laporan kasus penyakit yang ditularkan melalui air meroket. LSM itu meminta para pejabat Israel mengakhiri pengepungan dan mencabut blokade di Gaza untuk memungkinkan akses tanpa hambatan dan berkelanjutan terhadap bantuan kemanusiaan, khususnya makanan, air bersih, sanitasi, dan tempat tinggal.
Badan amal tersebut mendesak komunitas internasional mengambil tindakan tegas untuk “menegakkan keadilan dan hak asasi manusia, mencegah penderitaan lebih lanjut dan melindungi hak-hak warga Palestina di Gaza, termasuk hak-hak yang tercantum dalam Konvensi Jenewa.”
Lebih dari sembilan bulan setelah serangan Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur akibat blokade makanan, air bersih, dan obat-obatan. Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ), yang dalam keputusan terbarunya memerintahkan Tel Aviv untuk segera menghentikan serangannya di kota Rafah di selatan.