Baru-baru ini, sebuah penelitian terbaru dari University of Leeds, Inggris, telah menyoroti masalah besarnya jumlah sampah plastik yang tidak diangkut dan pembakaran sampah plastik secara terbuka dalam inventarisasi polusi plastik global. Menurut penelitian tersebut, Indonesia diidentifikasi sebagai negara ketiga terbesar dalam menyumbangkan sampah plastik di dunia.
Menurut situs web universitas tersebut pada Selasa, 10 September 2024, para peneliti menggunakan kecerdasan buatan untuk memodelkan pengelolaan sampah di lebih dari 50 ribu kotamadya di seluruh dunia. Model ini membantu tim untuk memprediksi jumlah sampah yang dihasilkan secara global dan nasib limbah tersebut.
Dalam studi yang dipublikasikan dalam jurnal Nature, ditemukan bahwa sebanyak 52 juta ton produk plastik mencemari lingkungan pada tahun 2020. Jumlah tersebut jika dijadikan garis lurus akan mengelilingi bumi lebih dari 1.500 kali. Lebih dari dua pertiga polusi plastik berasal dari sampah yang tidak diangkut.
Sebanyak 1,2 miliar orang, atau 15 persen dari populasi global, hidup tanpa akses ke layanan pengangkutan sampah. Pada tahun 2020, sekitar 30 juta ton plastik dibakar secara tidak terkontrol di rumah, di jalanan, dan di tempat pembuangan sampah. Pembakaran plastik ini menghadirkan ancaman serius terhadap kesehatan manusia, seperti cacat perkembangan saraf, reproduksi, dan kelahiran.
Peneliti juga mengidentifikasi negara-negara yang menjadi “titik panas baru” dalam menghasilkan polusi plastik, dengan India menjadi penyumbang terbesar, diikuti oleh Nigeria dan Indonesia.