Beberapa hari yang lalu, Gubernur Daerah Khusus Jakarta (DKJ) Pramono Anung mengungkapkan tentang tantangan banjir yang dihadapi Jakarta. Menurut beliau, Jakarta memiliki sejumlah tantangan perkotaan yang secara konsisten terkait dengan masalah banjir. Dalam sebuah webinar nasional dengan tema ‘Refleksi Banjir Jabodetabek: Strategi Tata Ruang dan Mitigasi Cuaca Ekstrem’ yang juga memperingati Hari Meteorologi Dunia 2025, Pramono Anung menyebut bahwa ada tiga hal yang terkait dengan banjir, yaitu banjir kiriman, banjir lokal, dan rob, serta berbagai masalah lain seperti penurunan muka tanah, polusi udara, kemiskinan, dan akses terhadap air minum serta pengelolaan sampah dan limbah.
Pramono menjelaskan bahwa Jakarta perlu menemukan solusi komprehensif dan terintegrasi guna menciptakan kota yang berkelanjutan. Beliau juga mengungkapkan bahwa pemerintah Jakarta menggunakan data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk mengantisipasi bencana banjir. Pramono menekankan pentingnya pemerintah Jakarta dalam menggunakan data dari BMKG untuk merespons potensi kebanjiran baik akibat cuaca di hulu yang ekstrem maupun dari faktor lokal.
Dalam konteks ini, Pramono menyatakan bahwa pemerintah Jakarta telah mengambil langkah-langkah antisipatif untuk menghadapi potensi banjir di masa yang akan datang. Dengan mengakui berbagai tantangan perkotaan yang selalu terkait dengan banjir, Pramono Anung menyoroti pentingnya upaya bersama dalam mengatasi masalah banjir di Jakarta agar tercipta lingkungan yang lebih aman dan berkelanjutan.