Tidur terpisah antara pasangan ternyata memberikan manfaat, demikian para ahli menyatakan. Berbagai gangguan seperti mendengkur, perubahan suhu, hingga pencurian selimut sering kali mengganggu kenyamanan tidur bersama. Masalah lain seperti shift kerja yang berbeda, gangguan kesehatan, atau kebiasaan tidur yang tidak sejalan juga bisa mempengaruhi tidur bersama. Dr. Seema Khosla, seorang spesialis paru-paru, menekankan pentingnya tidur yang cukup, yang idealnya tujuh hingga delapan jam bagi orang dewasa, untuk menjaga hubungan yang sehat.
Penelitian telah menunjukkan bahwa kurang tidur bisa menyebabkan konflik dalam hubungan pasangan. Khosla, yang juga merupakan direktur medis di North Dakota Center for Sleep, Fargo, menuturkan bahwa prioritas terhadap tidur seringkali diabaikan. Beberapa pasangan yang telah menikah puluhan tahun pun menyatakan bahwa tidur terpisah telah memperkuat hubungan mereka.
Selain itu, sleep apnea yang merupakan penyebab umum dari mendengkur keras juga dapat mempengaruhi kualitas tidur bersama. Michael Solender, yang telah menikah selama 42 tahun, akhirnya mencari bantuan spesialis tidur setelah menyadari dampak buruk kurang tidur terhadap kesehatan dirinya dan juga pasangannya. Tidur terpisah, menurut Khosla, mungkin lebih umum daripada yang kita bayangkan.