Pasangan yang tidak disebutkan namanya telah menggugat D&G Beauty bersama tiga bosnya atas pelanggaran upah, kontrak, dan pembalasan terhadap pelapor. Mereka menuntut pembayaran kembali, ganti rugi, dan kesempatan untuk diadili di depan juri. Sampai saat ini, belum ada tanggapan resmi dari Dolce & Gabbana terkait tuntutan ini.
Kasus ini bukanlah satu-satunya kasus yang melibatkan lini produk mewah. Sebelumnya, Dior juga terlibat dalam kasus dugaan eksploitasi pekerja. Anak perusahaan Italia dari LVMH, perusahaan induk Dior, yang memproduksi tas tangan merek Dior dilaporkan ditempatkan di bawah administrasi pengadilan selama setahun sejak 10 Juni 2024.
Menurut KBIZoom, pengadilan di Milan, Italia, telah menunjuk seorang komisaris khusus untuk mengawasi divisi produksi tas tangan Dior di bawah LVMH, Manufacturers Dior SRL. Meskipun demikian, perusahaan ini tetap akan beroperasi selama periode administrasi tersebut.
Tindakan ini dilakukan setelah penyelidikan kantor kejaksaan Milan terhadap praktik perburuhan ilegal di industri barang mewah. Penyelidikan menemukan bahwa subkontraktor dari Tiongkok yang memproduksi tas untuk Dior memaksa beberapa karyawannya bekerja dalam shift ilegal selama 15 jam.