Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengingatkan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit cacar monyet atau Monkeypox. Hingga saat ini, telah terkonfirmasi 12 kasus Monkeypox di DKI Jakarta sejak awal tahun.
Plt Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) DKI Jakarta, Ani Ruspitawati, mengatakan bahwa dalam dua hari terakhir, terdapat penambahan kasus Monkeypox. Pada tanggal 23 Oktober 2023, terdapat 2 kasus baru, dan pada tanggal 24 Oktober 2023, terdapat 3 kasus baru, sehingga total kasus konfirmasi menjadi 12 kasus di tahun 2023.
Dinas Kesehatan (Dinkes) melakukan investigasi dini selama 24 jam, termasuk melacak kontak erat, untuk menekan penyebaran kasus Monkeypox. Dinkes juga telah berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan terkait penemuan kasus Monkeypox di DKI Jakarta dan melakukan tindak lanjut terhadap kasus suspek, probable, atau konfirmasi Monkeypox dari fasilitas kesehatan. Dinkes juga melakukan pelacakan kontak erat untuk menekan penyebaran kasus Monkeypox.
Rumah Sakit Umum Daerah di DKI Jakarta dan RS Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso merupakan rumah sakit rujukan bagi pasien terkonfirmasi Monkeypox untuk melakukan perawatan lebih lanjut. Hal ini juga dilakukan untuk memudahkan pasien yang tidak dapat melakukan isolasi mandiri di rumah.
Apabila pasien Monkeypox dinyatakan sembuh oleh dokter, maka tidak perlu dilakukan pemeriksaan follow up PCR atau pemantauan khusus. Pasien dapat kembali beraktivitas seperti semula.
Dinkes juga telah berkoordinasi dengan instansi lain yang terkait dalam mewaspadai penularan Monkeypox, termasuk instansi yang mengurusi kesehatan hewan dan satwa liar di DKI Jakarta. Koordinasi meliputi penilaian risiko dan penyebarluasan informasi tentang Monkeypox kepada masyarakat melalui berbagai media informasi.
Vaksinasi Monkeypox saat ini juga masih dilakukan kepada kelompok rentan penularan. Selain itu, dilakukan juga komunikasi risiko sesuai dengan Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Monkeypox Kementerian Kesehatan, terutama pada kelompok tertentu.
