Joshua Chamberlain adalah seorang perwira yang rendah hati, tidak pernah menonjolkan diri, tapi sangat berani, selalu memimpin pasukannya dari depan. Meski berkali-kali terluka tembak, ia tidak pernah mau menghentikan pengabdiannya. Meski kita bukan bangsa Amerika, kita pun bisa belajar dan kagum kepada contoh kepemimpinan dan keberanian yang ditunjukkan oleh Letkol Joshua Chamberlain. Ini bisa menjadi contoh kepemimpinan yang membuat Amerika Serikat menjadi negara yang kuat hingga abad ke-20 dan ke-21.
Chamberlain awalnya bukanlah seorang tentara profesional, melainkan seorang profesor sejarah klasik Romawi dan Yunani kuno. Pada saat Perang Saudara Amerika Serikat meletus tahun 1861, ia bergabung dengan resimen ke-20 Maine sebagai Letnan Kolonel. Meski tidak memiliki latar belakang militer, ia dengan tekun belajar taktik dan teknik perang yang diberikan oleh tentara pusat.
Pada Pertempuran Fredericksburg, pasukannya mengalami banyak korban, namun Chamberlain terus memimpin mereka dalam pertempuran-pertempuran awal Perang Saudara Amerika. Pada Pertempuran Gettysburg, Chamberlain memimpin pasukannya dalam pertahanan bukit Little Round Top. Ketika pasukannya kehabisan peluru, ia memerintahkan serbuan langsung yang berhasil mengusir tentara selatan.
Chamberlain terus memimpin pasukannya dalam berbagai pertempuran dan lima kali terluka berat selama Perang Saudara Amerika. Setelah perang, ia menjadi Gubernur Maine empat kali dan mendapatkan US Congressional Medal of Honor. Ia merupakan contoh kepemimpinan yang rendah hati, berani, dan tidak pernah meninggalkan pasukannya.
Sifat-sifat kepemimpinan tersebut membuat Chamberlain menjadi ikon dalam sejarah Amerika Serikat. Meski kita bukan bangsa Amerika, kita bisa mempelajari dan mengagumi contoh kepemimpinan dan keberanian yang ditunjukkan oleh Letkol Joshua Chamberlain.