Jakarta – Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menyampaikan bahwa faktor elektabilitas dari paslon nomor 2, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka terus mengalami peningkatan dan kemungkinan kemenangan dalam satu putaran semakin terbuka.
Menurut peneliti LSI Denny JA, Adjie Al Faraby dalam presentasinya, Selasa (30/1/), terdapat beberapa alasan yang mendukung hal ini, pertama terkait popularitas dan tingkat kesukaan.
“Popularitas Pak Prabowo jika dilihat dari data dari bulan Januari 2024 hingga September 2023 telah mencapai puncak rata-rata di atas 90 persen dan tingkat kepuasan di atas 80-85 persen, sehingga data menunjukkan tingkat penerimaan publik terhadap Pak Prabowo positif dan baik,” kata Adjie.
Alasan kedua, lanjut Adjie, selain Prabowo faktor Gibran juga memiliki tingkat popularitas yang tinggi.
“Pada bulan September 2023, popularitas Gibran mencapai 69 persen dan sekarang pada bulan Januari 2024 naik menjadi 96 persen, serta tingkat kepuasannya juga mengalami peningkatan, dari 77,8 persen di bulan September 2023 menjadi 81,1 persen,” jelas Adjie.
“Jadi secara kualitas popularitas dan tingkat kesukaan, keduanya (Prabowo-Gibran) ini adalah kandidat yang premium karena cukup powerful dengan rata-rata di atas 90 dan 80 persen,” tambah Adjie.
Alasan ketiga, kata Adjie bahwa mereka yang puas terhadap kinerja presiden Jokowi semakin terasosiasi dengan Prabowo-Gibran.
“Puasan terhadap Jokowi selalu naik, selalu tinggi dari survei awal September 2023 dengan angka di atas 75 persen bahkan dalam dua kali survei terakhir angkanya mencapai 81 dan 80 persen. Kepuasan tersebut yang membuat paslon pengganti mendapatkan dukungan elektoral. Hal ini terjadi pada pasangan Prabowo-Gibran,” kata Adjie.
Alasan keempat, semua yang puas terhadap kinerja Jokowi semakin banyak yang beralih ke pasangan Prabowo-Gibran.
“Data awal Januari 2024 menunjukkan angka 50,5 persen dan sekarang naik menjadi 55,5 persen, sedangkan sebelumnya pada akhir Desember 2023 angkanya 47,7 persen. Semakin banyak yang puas dengan kinerja Jokowi beralih memilih Prabowo-Gibran. Sebelumnya terpecah antara pasangan Ganjar-Mahfud, semakin dekat pemilu semakin banyak yang beralih ke Prabowo-Gibran,” jelas Adjie.
Alasan kelima, menurut Adjie, karena banyak yang menginginkan agar pemilihan presiden berlangsung dalam satu putaran saja, yakni sebanyak 80 persen dari publik.
Metode survei ini menggunakan metode multistage random sampling pada 1.200 responden. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara tatap muka dengan margin of error +-2,9%. (SENOPATI)