“Karakteristik wisatawan Nusantara adalah membeli oleh-oleh, baik untuk ibu, kakak, tetangga, dan semua orang. Oleh-oleh adalah DNA Indonesia yang menunjukkan rasa peduli,” tambah Nia.
Saat berlibur mudik Lebaran, beberapa kendala yang sering dihadapi adalah kemacetan, destinasi wisata yang ramai, kenaikan harga, dan fasilitas yang kurang memadai. Fasilitas di luar akomodasi, seperti restoran, toko cinderamata, dan fasilitas umum juga menjadi penting.
Potensi sektor pariwisata dikatakan tinggi karena durasi liburan dan cuti bersama yang lebih panjang dibanding tahun sebelumnya. Peningkatan daya beli masyarakat juga turut berperan, dimana masyarakat yang bepergian memiliki anggaran yang lebih besar.
Nia menyatakan bahwa Kemenparekraf terus berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait perkembangan pariwisata saat mudik Lebaran 2024, untuk mengoptimalkan perputaran ekonomi. Berdasarkan data Sisparnas, lima hal besar perlu ditekankan seperti lonjakan pengunjung di destinasi wisata.
“Selain itu, adanya kejadian bencana, kemacetan di berbagai titik, timbunan sampah yang banyak, dan masih adanya pungli di beberapa destinasi pariwisata saat libur Lebaran 2024,” ungkap Nia.