DAMPAK DARI DILEPASKANNYA 26.415 KONTAINER YANG TERJAMIN
Kabardpr.com – Dampak dari dilepaskannya 26.415 kontainer yang tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak Surabaya oleh Airlangga, Menko Ekonomi, bersama Menkeu Sri Mulyani dan Wamendag Jerry Sambuaga pada 18 Mei 2024, masih menjadi perhatian. Kordinator Ampera, Ali Hasan, membuat laporan ke Bareskrim Mabes Polri pada Jumat, 9 Agustus 2024.
Dalam pertemuan dengan media, Ali Hasan dengan tegas mengungkapkan dugaan kuat tentang adanya kejanggalan dalam kebijakan pelepasan 26.415 kontainer tersebut. Dia menyatakan, “Kita duga ada permainan kotor para importir dan Menko Ekonomi sehingga barang-barang import tersebut bisa dibebaskan masuk. Sebelum pelepasan tersebut, tepatnya pada 16 Mei 2024, Dirjen Bea Cukai hanya menyatakan bahwa kontainer yang tertahan berjumlah 4.000. Namun, saat pelepasan, jumlahnya jadi berlipat ganda. Maka dari itu, kami menduga kuat ada pihak yang memanfaatkan kebijakan tersebut.”
Ali Hasan juga menyampaikan bahwa pihaknya mendapat informasi dari Kemenperin bahwa sebagian besar data isi bahan-bahan yang diimpor tersebut belum disampaikan oleh Bea Cukai. Hal ini mengundang kekhawatiran, “Isinya bisa saja berupa senjata, bahan kimia berbahaya, atau narkoba. Hal ini sangat berpotensi berbahaya bagi keamanan negara,” tambahnya.
Merasa perlu untuk mengambil tindakan tegas, Ali Hasan dan timnya mendatangi Bareskrim Polri untuk menindaklanjuti temuan mereka. Mereka mengajukan permintaan agar kasus ini diselidiki secara transparan dan tidak ada diskriminasi. Ali Hasan menegaskan, “Kami minta ke Bareskrim, usut kasus ini, dan jangan pandang bulu.”
