Para dokter tersebut menyatakan bahwa mereka menyaksikan langsung kekerasan genosida. Mereka mengungkapkan bahwa kepala anak-anak hancur berkeping-keping oleh peluru yang telah dibayar oleh mereka, bukan hanya sekali atau dua kali, namun setiap hari. Mereka merasakan penghancuran yang sungguh-sungguh dan sistematis di seluruh Kota Khan Younis.
Dr. Feroze Sidhwa juga melihat ibu-ibu yang mencoba mencampur sedikit susu formula dengan air beracun untuk memberi makan bayi mereka yang baru lahir, karena mereka sendiri mengalami kekurangan gizi sehingga tidak bisa menyusui. Di samping itu, ada juga anak-anak yang menangis, bukan karena kesakitan, tetapi karena putus asa atas situasi yang mereka alami.
Sidhwa menekankan bahwa memberlakukan embargo senjata terhadap Israel bukanlah sebuah ide yang radikal. Ia membacakan sebuah surat yang ditulis oleh Mark Perlmutter, seorang dokter Yahudi-Amerika yang mendampinginya dalam perjalanan ke Gaza baru-baru ini.
Perlmutter menambahkan bahwa ia tidak pernah membayangkan bahwa pemerintahnya akan menyediakan senjata dan dana yang mendukung terjadinya pembantaian ini selama hampir satu tahun penuh.