Setiap tahun pada tanggal 31 Mei, dunia memperingati Hari Tanpa Tembakau Sedunia (HTTS) dengan tema global yang berbeda. Pada tahun 2025, tema yang diangkat adalah “Lindungi Anak dari Perokok Pemula.” Tema ini sangat relevan dengan kondisi Indonesia, di mana tingkat penggunaan tembakau masih tinggi. Data terbaru menunjukkan bahwa sekitar 34,5% dari populasi orang dewasa Indonesia adalah perokok aktif. Angka ini diperkirakan akan terus meningkat dengan prediksi mencapai 74,5% pada tahun 2025. Hal ini membuat Indonesia menjadi negara kelima dengan jumlah perokok terbesar di dunia.
Lebih dari sekadar masalah kesehatan, merokok di Indonesia juga menimbulkan pertanyaan sosial dan ekonomi. Banyak keluarga di Indonesia mengalokasikan sebagian besar anggaran mereka untuk membeli rokok daripada untuk kebutuhan pangan, pendidikan, atau kesehatan keluarga. Selain itu, sekitar 225.700 kematian setiap tahun disebabkan oleh rokok dan penyakit terkait tembakau, menjadikan rokok sebagai penyebab kematian nomor dua di Indonesia.
Anak-anak dan remaja merupakan korban yang rentan terhadap dampak buruk dari merokok. Berbagai riset menunjukkan bahwa mereka semakin muda mulai merokok karena pengaruh lingkungan, iklan rokok yang terselubung, dan mudahnya akses terhadap produk tembakau. Merokok pada usia remaja dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan seperti gangguan pernapasan dan risiko infeksi saluran napas.
Rokok bukan hanya masalah kesehatan, tetapi juga masalah moral dan sosial. Anak-anak membutuhkan lingkungan yang sehat dan bebas dari pengaruh negatif rokok. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk melindungi generasi muda dari dampak buruk dari rokok.
Momentum Hari Tanpa Tembakau Sedunia (HTTS) 2025 adalah panggilan untuk bertindak nyata dalam melindungi anak-anak dari perokok pemula. Beberapa langkah penting yang dapat diambil adalah melarang penjualan rokok kepada anak dan remaja, menegakkan kawasan tanpa rokok di tempat-tempat umum, menghapus iklan rokok dari media sosial, dan meningkatkan edukasi tentang bahaya rokok kepada keluarga. Dengan demikian, kita dapat bersama-sama menyelamatkan generasi muda dari bahaya rokok dan menciptakan masa depan yang lebih cerah bagi bangsa ini.
