loading…
Wakil Sekretaris DPP RPA Perindo, Susan Sylvana. Foto/SINDOnews/Muhammad Refi Sandi
JAKARTA – Organisasi sayap Partai Perindo yaitu Relawan Perempuan dan Anak (RPA) Perindo kembali mengunjungi Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Ditreskrimum Polda Metro Jaya. Hal ini untuk menanyakan perkembangan kasus dugaan pemerkosaan anak dengan inisial VL oleh ayah kandung dengan inisial HS di Pulogadung, Jakarta Timur yang telah mandek lebih dari satu tahun.
Wakil Sekretaris DPP RPA Perindo, Susan Sylvana menyatakan bahwa pihaknya telah beberapa kali berdiskusi dengan penyidik Unit PPA Polda Metro Jaya, namun terduga pelaku ayah kandung belum ditangkap dan kasusnya belum diproses.
“Kami RPA Perindo ingin menanyakan kepada Kanit PPA Polda Metro Jaya tentang perkembangan kasus ayah kandung HS yang memerkosa anaknya VL. Sampai saat ini kami telah beberapa kali berdiskusi, namun ayah kandung belum ditangkap dan kasusnya belum diproses,” kata Susan saat ditemui di Gedung Unit PPA Polda Metro Jaya, Rabu (10/7/2024).
“Ikhtisar dari 16 Juni 2023 sampai saat ini sudah lebih dari setahun belum ada penangkapan terhadap ayah kandung dan belum ada proses hukum. Kami ingin menanyakan mengapa prosesnya begitu lama. Menurut Unit PPA, prosesnya membutuhkan waktu lama dan saat ini VL akan dipanggil karena masih dalam tahap penyidikan,” tambahnya.
Susan yang mewakili RPA Perindo menanyakan alasan mengapa proses hukum begitu lambat kepada pihak penyidik.
“Mengapa begitu lambat? Banyak kasus yang ditangani oleh mereka sehingga tidak selesai dengan cepat. Mengapa ayah kandung tidak ditangkap dan diproses hukum? Itu masih dalam tahap penyidikan,” ujarnya.
Lebih lanjut, Susan menyatakan bahwa RPA Perindo, yang merupakan sayap Partai Perindo yang dipimpin oleh Ketua Umum DPP Hary Tanoesoedibjo, berharap agar terduga pelaku segera ditangkap dan kasusnya segera diproses hukum. Menurutnya, korban sudah mengalami trauma yang mendalam.
“Kami berharap agar kasus ini segera diselesaikan dan ayah kandung segera ditangkap dan diproses hukum karena sudah terlalu lama. Kasihan anak ini sudah trauma begitu lama jika terus bolak-balik ke sini,” ungkapnya.
(maf)
