Magelang – Kadet dari Royal Military College-Duntroon (RMC-D) di Australia mengungkapkan kekagumannya terhadap disiplin dan kerja keras yang ditunjukkan oleh kadet Indonesia selama kunjungan mereka ke Akademi Militer (Akmil) di Magelang.
Sentimen ini dikemukakan oleh kadet Australia sebagai bagian dari kunjungan oleh Wakil Perdana Menteri Australia dan Menteri Pertahanan, Richard Marles, yang diundang oleh Menteri Pertahanan Indonesia, Prabowo Subianto, untuk menandatangani Perjanjian Kerjasama Pertahanan yang ditingkatkan (DCA) antara Indonesia dan Australia.
“Yang paling saya perhatikan adalah bahwa para kadet Indonesia di Akmil memiliki etos kerja dan disiplin yang kuat,” kata salah satu kadet Australia, Maxwell Jon Kiernan, di Akmil, Magelang, pada Kamis, 29 Agustus.
Kesimpulan serupa juga diungkapkan oleh Lola Kathleen May Charles, seorang kadet di RMC-D. Dia mencatat bahwa dedikasi para kadet Indonesia terhadap pelatihan dan studi mereka sungguh menginspirasi.
“Saya pikir waktu dan dedikasi yang mereka luangkan untuk pelatihan benar-benar menginspirasi saya, jadi saya harap saya bisa membawa hal tersebut pulang dan bekerja lebih keras,” katanya.
Kapten Damon Radford, seorang perwira pertukaran yang mendampingi kadet Australia, menjelaskan bahwa sepuluh kadet Australia berpartisipasi dalam kunjungan ke Akmil.
Selama kunjungan sembilan hari mereka, mereka terlibat dalam berbagai kegiatan bersama kadet Indonesia, termasuk berpartisipasi dalam sesi bimbingan dan pembinaan (bimsus) serta menghadiri kelas bahasa Inggris.
Selain itu, para kadet mengunjungi beberapa tempat bersejarah dan budaya, seperti candi Borobudur dan Prambanan, serta menjelajahi kota-kota terdekat seperti Yogyakarta dan Semarang. Kadet Australia dijadwalkan untuk kembali ke Australia besok.
“Mereka telah berpartisipasi dalam beberapa kegiatan dengan para kadet, seperti bimsus setelah kelas atau mengikuti kelas seperti pelajaran bahasa Inggris,” kata Radford.
Dia menyoroti bahwa kunjungan ini, sebagai bagian dari Program Pertukaran Akademi Luar Negeri (FAEP), merupakan kesempatan berharga untuk memperkuat kerjasama antara kedua negara. Patut dicatat, Prabowo Subianto adalah salah satu peserta pertama dalam FAEP di Royal Military College-Duntroon pada tahun 1974.
“Ini adalah kesempatan yang sangat baik untuk meningkatkan kerjasama antara Australia dan Indonesia. Pada FAEP pertama pada tahun 1974, Menteri Prabowo Subianto berpartisipasi sebagai kadet yang mengunjungi Australia. Kunjungan ini menjadi contoh bagaimana kita dapat meningkatkan keterampilan antara Australia dan Indonesia, seperti hari ini,” tambah Radford.
Program ini dijadwalkan akan dilanjutkan dengan kunjungan oleh kadet Indonesia ke Australia dari 10-21 Oktober.
“Pada 10-21 Oktober, kadet dari Akmil akan mengunjungi Australia untuk program pertukaran juga. Kadet yang sama yang mendampingi kadet Australia di sini juga akan mengunjungi RMC,” katanya. (RR)