Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan bahwa analisis terhadap obat batuk sirup anak merek Ambronol dan Dok-1 Max oleh laboratorium kontrol Kementerian Kesehatan Uzbekistan menemukan adanya dua kontaminan yang tidak dapat diterima, yaitu diethylene glycol dan/atau ethylene glycol. Kedua bahan tersebut dinyatakan berpotensi fatal jika dikonsumsi.
Menurut WHO, kedua produk tersebut mungkin memiliki izin edar di negara lain tetapi telah didistribusikan melalui pasar informal ke negara atau kawasan lain, dengan standar tidak aman yang dapat menyebabkan cedera serius atau kematian terutama pada anak-anak.
India dikenal sebagai produsen “farmasi dunia” yang memenuhi sebagian besar kebutuhan medis negara-negara berkembang. Meskipun demikian, industri farmasi India mendapat sorotan setelah obat batuk sirup buatan perusahaan India dikaitkan dengan kematian anak-anak di negara lain. Pada bulan Oktober sebelumnya, WHO juga mengeluarkan peringatan serupa terkait empat obat batuk sirup dari perusahaan India yang dikaitkan dengan kematian 66 anak di Gambia akibat gagal ginjal.